Jumat, 26 Februari 2010

Rumekso Ing Wengi

Kidung Rumekso Ing Wengi,
Oleh Sunan Kalijaga


MENATAP zaman edan yang begitu menyengsarakan sendi-sendi kehidupan rakyat, hidup serba tidak menentu, semuanya serba sulit menentukan sikap, serta tidak ada fundamen keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang benar dan kokoh, sebenarnya sudah diantisipasi nenek moyang kita jauh hari sebelum hal itu terjadi. Orang-orang yang Waskita ”wong kang limpad ing budi” (orang-orang yang mampu membaca tanda jaman).
Sumbangan orang Jawa menghadapi jaman edan ialah membaca ”Kidung Rumekso Ing Wengi”(KRIW), yang merupakan karya Sunan Kalijaga sehabis sembahyang malam, kidung ini sudah terkenal di wilayah Nusantara dan sering dilantunkan di pedesaan pada pertunjukkan ketoprak, wayang kulit dll atau peronda di malam hari yang sunyi.

Bait yang utama dari KRIW itu sangat dikenal karena berisi mantra tolak balak, sedangkan bait selanjutnya yang berjumlah delapan jarang dinyanyikan karena dianggap terlalu panjang.
Laku kidung ini mengingatkan manusia agar mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terhindar dari kutukan dan malapetaka yang lebih dahsyat. Dengan demikian kita dituntut untuk senantiasa berbakti, beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan fungsi kidung secara eksplisit tersurat dalam kalimat kidung itu, yang antara lain; Penolak balak di malam hari, seperti teluh, santet, duduk, ngama, maling, penggawe ala dan semua malapetaka. Pembebas semua benda . Pemyembuh penyakit, termasuk gila. Pembebas pageblug. Pemercepat jodoh bagi perawan tua. Menang dalam perang . Memperlancar cita-cita luhur dan mulia.

Kidung Rumeksa Ing Wengi
----------------------------
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman
Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal

Terjemahan dalam bahasa indonesia:

Ada kidung rumekso ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku nabi Sis. Ucapanku adalah nabi Musa. Nafasku nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakup pendenganranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abubakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku. Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti fatimah sebagai kekuatan badanku. Nanti nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh didalam jantungku. Nabi Yunus didalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhamad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.


http://www.indospiritual.com/index.php?p=15&idp=161&kid=1

Si Burung Merak

Sajak Pertemuan Mahasiswa

Oleh : W.S. Rendra

Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “ Kami ada maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”

WS Rendra Muda

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?”

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya : “Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?”

Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba. Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita berdiri di pihak yang mana !

Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta”, yang disutradarai oleh Sumandjaja.

Video Pilihan



============================================

Sajak Sebatang Lisong

Oleh : W.S. Rendra

Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat, dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka

Matahari terbit. Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.

Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan, tanpa pepohonan, tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………

Menghisap udara yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.

Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.

Aku bertanya, tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

Bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon,
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.
………………

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Inilah sajakku
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.

19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi

Jumat, 19 Februari 2010

ASTHABRATA

JARAN ASTHABRATA pada awalnya merupakan ajaran yang diberikan olah Rama kepada Wibisana. Ajaran tersebut terdapat dalam Serat Rama Jarwa Macapat, tertuang pada pupuh 27 Pankur, jumlah bait 35 buah. Pada dua pupuh sebelumnya diuraikan kekalahan Rahwana dan kesedihan Wibisana. Disebutkan, perkelahian antara Rahwana melawan Rama sangat dahsyat. Seluruh kesaktian Rahwana ditumpahkan dalam perkelahian itu, namun tidak dapat menendingi kesaktian Rama. Ia gugur olah panah Gunawijaya yang dilepaskan Rama. Melihat kekalahan kakaknya, Wibisana segera bersujud di kaki jasad kakaknya dan menangis penuh kesedihan. kalau di keraton Pajang diajarkan oleh karanggayam pada sultan Hadi wijaya ( Mas karebet alias joko tingkir

Senin, 15 Februari 2010

Cermin Hati


Cermin Cebuano's Hati
Biarkan Hati Bicara
Doa Nurbuat


Doa Nurbuat (Nurul Nurbuwah) merupakan satu-satunya doa yang memiliki banyak khasiat, tentu saja bila diamalkan dengan hati yang benar-benar ihklas karena Allah.
Dikisahkan bahwa Rasulullah setelah sholat subuh duduk di masjid bersama para sahabat. Kemudian datanglah malaikat Jibril membawa doa Nurbuat seraya berkata: “Aku diutus oleh Allah membawa doa Nurbuat untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah).”
Doa Nurbuat:
Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allahumma dhisshulthanil adziim. Wa dzil mannil qadim wa dzil wajhil kariim wa waliyyil kalimaatit tammaati wad da’awaati mustajaabati ‘aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi ‘ainil qudrati wannaazhirinna wa ‘ainil insi wal jinni wa in yakadul ladzinna kafaruu la yuzliquunaka bi-abshaarihim lamma sami’udz dzikra wa yaquuluuna innahu lamajnuun wa maa huwa illa dzikrul lil ‘aalamiin wa mustajaabu luqmanil hakiimi wa waritsa sulaimaanu daawuda ‘alaihis salaamu al waduudu dzul ‘arsyil majiid thawwil ‘umrii wa shahhih ajsadii waqdli haajatii waktsir amwaalii wa aulaadii wa habbib linnaasi ajma’in. Watabaa ‘adil ‘adaa wata kullahaa min banii aadama ‘alaihis salaamu man kaana hayya wa yahiqqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazzilu minal qur’aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu’miniina. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammmaa yashifuuna wa salaamun ‘alal murshaliina wal hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin.
Artinya: (terjemahan bebasnya)
“Ya Allah robb yang memiliki kekuatan yang agung, yang memiliki kemauan yang abadi dan yang memiliki wajah yang mulia dan sebagai pelindung kalimat-kalimat-nya serta pengabul do’a-do’a, kecerdasan hasan dan husein dari jiwa yang benar, pelindung indra mereka yang melihat serta indra jin dan manusia. Dan ketika orang-orang kafir akan menggelincirkan kamu dengan penglihatan sihir mereka tatkala mereka mendengar peringatan lalu mereka berkata-kata, sesungguhnya ia adalah gila. Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Allah yang mengabulkan do’a luqmanul hakim dan mewariskan sulaiman bin daud a.s. Ya allah robb yang maha penuh kasih, ya allah, ya allah, ya allah robb yang memiliki singgasana yang agung, yang dapat berbuat apa yang diinginkan, maka panjangkanlah umurku dan sehatkanlah tubuhku, perkenankanlah hajatku, limpahkanlah hartaku dan anak-anakku, dan berikanlah rasa cinta semua manusia kepadaku, jauhkanlah permusuhan dan pertentangan dari diriku dari semua anak cucu adam a.s. Allah yang hidup dan perkataan itu benar atas orang-orang kafir. Dan katakanlah telah datang yang haq dan telah sirnalah yang bathil karena sesungguhnya yang bathil itu pasti akan sirna. Dan kami telah menurunkan al-qur’an itu sebagai penyembuh dan rahmat untuk orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang dhalim itu tidaklah mendapat sesuatu di dunia ini melainkan kerugian.”

Sastra Jawa Kuno

Sastra Jawa Kuno
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sastra Jawa
Sastra Jawa Kuno
Sastra Jawa Pertengahan
Sastra Jawa Baru
Sastra Jawa Modern
Sastra terkait
Sastra Jawa-Bali
Sastra Jawa-Lombok
Sastra Jawa-Madura
Sastra Jawa-Palembang
Sastra Jawa-Sunda
Sastra Jawa-Tionghoa
l • b • s

Sastra Jawa Kuno atau seringkali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan.

Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno.

Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali.

Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur-Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan beliau juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie beliau mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Mengenai istilah Jawa Kuno
* 2 Tradisi penurunan
* 3 Tinjauan umum
* 4 Puisi Jawa lama
* 5 Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa
* 6 Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin)
* 7 Catatan kaki
* 8 Rujukan
* 9 Lihat pula

[sunting] Mengenai istilah Jawa Kuno

Istilah sastra Jawa Kuno agak sedikit rancu. Istilah ini bisa berarti sastra dalam bahasa Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam[1] atau pembagian yang lebih halus lagi: sastra Jawa yang terlama. Jadi merupakan sastra Jawa sebelum masa sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan adalah masa transisi antara sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Baru. Di dalam artikel ini, pengertian terakhir inilah yang dipakai.[2]
[sunting] Tradisi penurunan

Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dan lain-lain. Prasasti tertua dalam bahasa Jawa Kuno berasal dari tahun 804, namun isinya bukan merupakan teks kesusastraan. Teks kesusastraan tertua pada sebuah prasasti terdapat pada Prasasti Siwagreha yang ditarikh berasal dari tahun 856 Masehi.

Sedangkan naskah manuskrip tertua adalah sebuah naskah daun nipah yang berasal dari abad ke-13 dan ditemukan di Jawa Barat. Naskah nipah ini memuat teks Kakawin Arjunawiwaha yang berasal dari abad ke-11.
[sunting] Tinjauan umum

Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari masa ini terwariskan sekitar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian besar dari teks-teks ini ditulis setelah abad ke-11.
[sunting] Puisi Jawa lama
[sunting] Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa

1. Candakarana
2. Sang Hyang Kamahayanikan
3. Brahmandapurana
4. Agastyaparwa
5. Uttarakanda
6. Adiparwa
7. Sabhaparwa
8. Wirataparwa, 996
9. Udyogaparwa
10. Bhismaparwa
11. Asramawasanaparwa
12. Mosalaparwa
13. Prasthanikaparwa
14. Swargarohanaparwa
15. Kunjarakarna

[sunting] Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin)

1. Kakawin Tertua Jawa, 856
2. Kakawin Ramayana ~ 870
3. Kakawin Arjunawiwaha, mpu Kanwa, ~ 1030
4. Kakawin Kresnayana
5. Kakawin Sumanasantaka
6. Kakawin Smaradahana
7. Kakawin Bhomakawya
8. Kakawin Bharatayuddha, mpu Sedah dan mpu Panuluh, 1157
9. Kakawin Hariwangsa
10. Kakawin Gatotkacasraya
11. Kakawin WrettasaƱcaya
12. Kakawin Wrettayana
13. Kakawin Brahmandapurana
14. Kakawin Kunjarakarna, mpu "Dusun"
15. Kakawin Nagarakretagama, mpu Prapanca, 1365
16. Kakawin Arjunawijaya, mpu Tantular
17. Kakawin Sutasoma, mpu Tantular
18. Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka
19. Kakawin Parthayajna
20. Kakawin Nitisastra
21. Kakawin Nirarthaprakreta
22. Kakawin Dharmasunya
23. Kakawin Harisraya
24. Kakawin Banawa Sekar Tanakung

[sunting] Catatan kaki

1. ^ Pengertian inilah yang dianut oleh P.J. Zoetmulder dalam bukunya Kalangwan
2. ^ Dianut oleh Poerbatjaraka dalam bukunya Kepustakaan Djawa

[sunting] Rujukan

* R. Ng. Poerbatjaraka dan Tardjan Hadidjaja. 1952. Kepustakaan Djawa. Djakarta/Amsterdam: Djambatan.

Manusia

Manusia adalah Makhluk Tuhan yang mengklaim dirinya adalah makhluk yang paling mulia karena memiliki akal budi, tetapi terkadang terjebak dalam kasus klasik yaitu tahta, harta dan wanita. Sebenarya Kemuliaan manusia bukan diukur karena punya akal budi namun dari perbuatan kita sendiri, terutama perbuatan kepada sesama.
Akal budi dapat membawa :
1. kemuliaan
2. kehancuran
3. merencanakan hawa nafsu negatif
4. mendukung artikulasi hawa positif
tahta, harta dan wanita adalah anugerah dan apabila tidak dikelola dengan benar maka akan muncul mala petaka.
Dalam serat Werdatama tertulis :
perhatikanlah, di zaman kala bendu, seyogyanya meredam gejolak nafsu, yang berakibat salah kaprah, “buah karya” perbuatan hina.”
hukuman di zaman kala bendu, nafsu angkara murka kian tak terkendali, budi mulia tak mampu meredamnya lagi, bila belum saatnya datang ampunan tuhan, suasana panas terasa membara.
Inilah yang terjadi saat ini banyak manusia yang saling mencela, saling berebut tahta , saling berebut wanita dan ujungnya adalah petaka, bencana dimana – mana, karena pemakaian akal budi dan kepandaian yang keblinger dan hanya untuk mencari kekuasaan, kepuasan sesaat.
Akankah semua berlanjut menuju kehancuran atau menuju ketatanan baru semua tergabtung pada sosok yang dinamakan manusia.

Diterbitkan di: Oktober 01, 2009

Filsafat kelahiran

Filsafat kelahiran
oleh : asepjamaludin
Pengarang : Asep Jamaludin


Rotasi waktu bergerak begitu cepat mengiringi setiap hembusan nafas yang ¬masuk-keluar-lalu masuk lagi pada fananya kenyataan alam dunia ini. Tak henti-hentinya manusia yang mengaku penghuni utama semesta dunia ini berambisi dan berambisi untuk meraih dan mendapatkan segala hal yang dapat memberikan kepuasan dalam aji mumpung-nya kehidupan—baik yang bersifat material seperti harta, tahta dan harkat. Maupun yang bersifat immaterial seperti perolehan keuntungan pahala sebanyak-banyaknya guna membeli sepetak lokasi di surga nanti.
Kehidupan dan masa depan adalah suatu hal unik yang pernah hadir dalam fenomena ke-manusia-an dimana kedua hal tersebut tidak pernah bisa di perkirakan hasilnya meskipun kematangan konsep telah diciptakan bahkan dijalankan. Keunikan kedua hal tersebut bagi sebagian kalangan menjadi fenomena yang sangat pantas untuk dicerna dalam dunia maya sedalam-dalamnya dan sedetail-detailnya, namun bagi sebagian kalangan yang lainnya justru menjadi peluang yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh sesuatu atau imbalan yang manusia sendiri tak mampu menilainya dan hanya mampu dinikmati saja.
Kehidupan kemudian menjadi arena berkumpulnya makhluk-makhluk dengan bentuk kasar dan ambisius. Persengketaan antara hak dan batil menjadikan simbol dualisme realita manusia dalam menapaki waktunya pada alam kali ini. Kehidupan pun memberikan deskripsi kongkrit bahwa setiap makhluk yang dikatakan hidup adalah mereka yang melakukan pergerakan, manusiakah itu? Hewankah itu? Atau Tumbuhankah itu?. Setiap gerakan menjadi simbol pada sebuah perubahan atau pertumbuhan makhluk, sehingga dalam realita-nya tidak ada suatu apapun yang dikatakan makhluk jika tidak melewati masa-masa awal pertumbuhan.
Manusia secara biologi diciptakan dari pertarungan sengit antara sel sperma jantan yang terbaik dengan sel ovum betina, pun yang terbaik, maka terciptalah manusia dengan segala kerapuhannya dalam kandungan rahim seorang wanita. Beberapa bulan kemudian keluarlah manusia dari rahim tersebut dan untuk pertama kalinya menghirup sesegaran aroma dunia yang terkadang harum terkadang pula busuk menyengat.
Prosesi kenyataan yang dikenal dengan kelahiran sesosok makhluk yang bernama bayi selalu dihiasi dengan sebuah tangisan dahsyat, seolah-olah memberikan simbol bahwa sesungguhnya alam yang akan dilaluinya kali ini sangat perih dan kejam. Mungkin jika pada waktu itu, sebelum adam dan hawa diturunkan ke dunia karena memakan buah yang dilarang Tuhan kepadanya mereka diberikan pilihan mungkin juga mereka tidak akan memilih untuk tinggal di dunia tetapi justru mereka akan lebih memilih untuk tinggal disurga selama-lamanya karena konon katanya tempat yang bernama surga itu sangat indah dan sungguh sangat nyaman.
Terlepas, Masa yang digerakan oleh waktu memberikan jeda pada kehidupan manusia untuk bertumbuh dan melakukan pergerakan baik secara fisik maupun non-fisik, sehingga sampailah manusia pada sebuah kenyataan dimana ia diberikan kesempatan untuk bereksplorasi, bertindak dan bersenggama dengan hal-hal yang disukainya, walaupun tidak sedikit dari makhluk yang bernama manusia ini yang tidak mendapatkan kesempatan seperti ini atau terputus usianya di dunia dan berpindah ke tempat selanjutnya setelah dunia.
Bagi mereka yang mendapat kesempatan lebih lama, mereka mencoba bahkan ada juga yang memastikan untuk memprediksikan masa depan mereka guna meraih penghidupan yang tentunya lebih baik. Aneka reka perkara dilakoni agar apa yang diharapkannya diperolehnya, ada yang bergerak dengan diawali memohon pertolongan dari sesuatu yang dianggapnya sacral dan suci kemudian melangkahkan kakinya dan ada pula yang bergerak sesuai dengan kemantapan atau keahlianya dalam berfikir dan bertindak untuk mencapai kenyamanan kehidupan dirinya hari ini dan selanjutnya.
Kepuasan batin dan pengakuan public-lah yang dijadikan sebagai parameter mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, karena setiap dari mereka meng-amin-kannya, dalam pengertian bahwa setiap manusia memimpikan dan merindukan dirinya berada pada tataran kenyataan tersebut. Kenyamanan dan kepuasan adalah suatu titik dimana manusia orgasme setelah menjalani kasar-lembutnya roda perputaran kehidupan.
Tuhan yang telah menciptakan waktu dan manusia memberikan kodenya dengan detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan hingga tahun ke tahun. Hukum dalam kehidupan manusia ini meniscayakan bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi, meskipun hanya dalam putaran detik, menit, jam, hari, bulan ataupun tahun. Waktu yang bertambah secara alamiah memberikan tambahan point pada dimensi kehidupan manusia setiap detiknya, dimana dalam setahun manusia telah melewati 31.536.000 (tiga puluh satu juta lima ratus tiga puluh enam ribu) detik untuk meng-kode-kan berapa banyak waktu yang telah dilewatinya dan perlu diingat bahwa tidak pernah ada waktu yang berkurang kalaupun ternyata pernyataan itu hadir maka sesungguhnya pernyataan itu hanyalah ungkapan depresi dari mereka yang senantiasa tidak memperoleh kenyamanan dan kepuasan dalam jeramnya arung nafas yang bolak-balik keluar masuk dari dalam hidungnya. Setiap detik dalam kehidupan manusia akan senantiasa diwarnai oleh sepercik goresan fenomena yang kemudian disebut pengetahuan oleh manusia yang dengan pengetahuan tersebut akhirnya manusia mengklaim bahwa dirinya telah menaklukan alam kehidupannya kali ini yang dahulu diawalinya dengan isak tangis dan letupan air mata yang keluar dari kedua bola matanya.
Diterbitkan di: Oktober 07, 2009


Link yang relevan :

* http://www.asep-jamaludin.blogspot.com

Serat Centhini - Jilid 1

si Serat Centhini - Jilid 1
oleh : GranatWP
Pengarang : KGPA Anom Amengkunegara III

* Summary rating: 4 stars (3 Tinjauan)
* Kunjungan : 346
* kata:900
*

Cakupan Serat Centhini adalah sangat luas berkaitan budaya Jawa abad ke16-17 ketika kejadian cerita ini berlangsung. Sebagian cerita, istiadat, kepercayaan mungkin sudah tidak ada lagi pada masa ini, tapi sebagian besar masih hidup dikalangan masyarakat Jawa terutama di pedesaan.
Tempat-tempat yang dilalui oleh Jayengresmi, Jayengrana dan Niken Rangcangkapti bisa dijadikan referensi arkeologi karena sebagian besar adalah candi-candi dan peninggalan kerajaan Jawa dimasa lalu. Mungkin candi-candi itu masih ada, mungkin sudah tidak ada, yang pasti gunung-gunung dan desa-desa yang dilewati sebagian besar masih ada sampai saat ini dengan nama yang masih sama.
Contohnya ketika Jayengresmi melihat tulang-tulang besar di gunung Phandan ada kemungkinan tulang-tulang besar ini adalah tulang-tulang binatang purba jaman pra-sejarah. Ketika melewati Dandhangngilo (mungkin sekitar Cepu) ada sumber minyak tanah, kemungkinan tempat ini mengandung sumber minyak mentah.
Sedangkan cerita rakyat yang ada di jilid-1 kemungkinan masih hidup sampai saat ini: Cerita ular Jaka Nginglung asal muasal air asin Kuwu, Cerita Ki Ageng Sela menangkap petir dan papalinya, Cerita Sri – Sadana asal mula ada padi, Cerita tokoh-tokoh pewayangaan yang ada di wayang purwo.
Adat istiadat berkaitan dengan penanggalan Jawa, hari-hari baik/buruk, perhitungan selamatan orang meninggal dll. pada umumnya saat ini sudah dikompilasi menjadi buku Primbon. Banyak kalangan masyarakat Jawa walaupun sudah beragama Kristen atau Islam masih menggunakanya. Bahkan saat ini ada yang menawarkan jasa perhitungan berdasarkan primbon Jawa untuk hal-hal tertentu melalui sms operator tilpun seluler.
Sedangkan adat istiadat yang bersifat khusus seperti pembuatan keris, tombak, ukuran berbagai bagian rumah, dan candrasangkala hanya di pelajari oleh para ahli yang berkecimpung dalam bidang tersebut.
Saat ini masih ada empu pembuat keris, tombak, jenis senjata tajam lainnya. Ahli bangunan pembuatan rumah Joglo. Keduanya sudah ada tehnik dan hitungannya sejak ratusan tahun yang lalu.
Candrasangkala adalah sifat-sifat angka 1 s/d 9. Setiap angka bisa dterjemahkan menjadi kata yang tepat sesuai nilai angka tersebut. Biasanya dibuat untuk merangkai kalimat pendek sesuai kejadian tahun tersebut yang perlu diingat oleh pembuat. Contohnya “Paksa suci sabda ji” adalah tahun 1742 tahun Jawa atau tahun 1814 Masehi yaitu saat Serat Centini ditulis. Kemungkinan Serat Centini ini dibuat atas satu (ji – nilainya 1) perintah (sabda – nilainya 7) secara mendesak (paksa – nilainya 2) dengan maksut baik (suci – nilainya 4). Untuk bisa membuat Candrasangkala harus menguasai sifat kata-kata sesuai nilainya dari 1 s/d 9, cukup rumit. Saat ini mungkin hanya kalangan kraton yang masih menguasai ilmu ini.
Sedangkan pengetahuan sprituil, banyak kajian-kajian atau buku-buku yang diterbitkan berkaitan dengan ilmu-ilmu spirituil yang dibicarakan dalam setiap jilid Serat Centini, dikarenakan masyarakat Jawa senang dengan pembahasan tentang “sangkan paraning dumadi” atau “asal-usul kehidupan” dalam bentuk pembicaran tasauf. Banyak juga Serat berupa tembang yang memberi nasehat agar kita menjalani kehidupan yang berbudi luhur. Yang disebut dalam jilid-1 adalah:
1. Serat Nitisruti adalah karangan Pangeran Karanggayam dari Pajang, yang selesai ditulis pada tahun 1612. Berisi nasehat agar berbudi luhur dan mengambarkan tingkahlaku yang tergolong nista-madya-utama.
2. Waringin Sunsang adalah cerita simbol asal usul kehidupan dan jalan kematian. Pada saat roh yang berasal dari Allah SWT. turun memberi hidup pada manusia adalah mudah, tapi waktu mau kembali lagi sulit seperti beringin yang terbalik - waringin sungsang. Beban perbuatan selama hidup akibat nafsu-nafsu yang mempengaruhi manusia, menjadi hambatan untuk roh kembali ke akar kehidupan yang mengarah keatas. Kecuali dengan usaha yang tidak kenal lelah fokus pada keseimbangan menuju ke akar kehidupan yaitu pengabdian kepada Allah SWT.
3. Empat cara bertapa atau empat cara tirakat (tarekat/laku/tingkah laku):
- Anarima, menerima kasih sayang Allah SWT, menerima apapun yang terjadi sesuai dengan takdir Ilahi.
- Geniira, menghindari diri dari rasa amarah.
- Banyuira, pandai menyesuaikan diri seperti aliran air.
- Ngluwat, memendam semua hal yang membanggakan diri agar tidak menganggap diriya paling benar. Bersikap andap asor.
4. Langit Sapta (Langit Tujuh) adalah tingkatan roh menuju kesempurnaan: roh jasmani, roh nabati, roh napsani, roh rohani, roh nurani, roh rabani, roh kapi.
5. Sifat rong puluh atau sifat dua puluh adalah usaha penghayatan akan Dzat, Sifat, Asma dan Afngal Allah SWT (kemungkinan besar ini adalah sinkretisasi atau adaptasi dari Asma Al-Husna):
a. Napsiyah (Dzat): Wujud (Pasti Adanya)
b. Salbiyah (Sifat): Kidam (Maha Awal), Baka (Maha Abadi), Mukalapah lil kawadis (Maha Luhur), Wal kiyamu binaphisi (Mengadakan Diri Sendiri), Wahdaniyat (Maha Esa).
c. Manganiyah (Asma): Kodrat (Maha Kuasa), Iradat (Maha Pencipta), Ngelmu (Maha Pandai), Kayat (Maha Hidup), Samak (Maha Tahu), Basar (Maha Waspada), Kalam (Maha Wicara),
d. Maknawiyah (Afngal): Kadiran (Yang Maha Menguasai), Muridan (Yang Maha Mencipta), Ngalimun (Yang Maha Menguasai Ilmu), Kayat (Yang Maha Menghidupi), Samingun (Yang Maha Mengetahui), Basiran (Yang Maha Melihat), Muakalimun (Yang Maha Pembicara).
Kesimpulannya pada abad 16 – 17 di pedalaman Jawa banyak para bijak hidup menyepi yang menguasai berbagai disiplin ilmu sebagai kekayaan beragam budaya baik budaya asli yang berumur sangat tua maupun budaya akibat penyebaran agama Hindu, Budha, dan Islam. Satu sama lain hidup berdampingan tanpa saling mengganggu. Barangkali saat ini juga masih begitu kalau kita berbicara masyarakat di pedesaan yang masih lekat dengan budaya masa lalu dan tidak terlalu bersinggungan dengan pengaruh budaya Barat.
Diterbitkan di: Juli 30, 2009

Link yang relevan :

* http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_Centhini

(seks untuk membuka surga kecil/surga terendah)

Serat SAMORO GOMO (seks untuk membuka surga kecil/surga terendah)
oleh : panjiasmoro
HASRAT SUDAH sampai dipuncak saat semua PENUTUP TUBUHMU satu persatu telah terlepas dari tempatmu, akan tetapi dengan bermodal hasrat ternyata tidak akan menuntun dalam kenyataan kenikmatan, kemana akan dicari semua hasrat akan ketumu kenyataan....yang ternyata semua itu hanyalah asa belaka, dalam keputus asaanku ini aku menemukan GURU SEJATIKU yang mengajarkan apa artinya hasrat yang membara dan membakar tetapi hanya merusak luar dan dalam ASMOROku....DIA GURU SEJATIKU penuh kasih sayang dalam mengajarkan ILMU SEJATI dalam sanubariku...yang seakan telah lama sekali aku mengenalnya tetapi aku tidak memahaminya,ilmunya penuh dengan rangkaian MISTERI YANG TERKUNCI bila dikabarkan pada orang yang NAFSUNYA HANYA MERUSAK, malam itu setelah aku mendapatkan pencerahan dari GURU SEJATI tentang ILMU SERAT ASMORO GOMO, hasratku keni penuh dengan kesempurnaan JIWA dan RAGA kulakukan apapun yang telah diajarkan.....aku tidak tergesa-gesa dalam membuka karena kalu telah dibuka apa yang akan kita harapkan...TERNYATA HANYA KUBANG GOMO belaka, aku biarkan semua tertutup karena aku tidak akan memaksa dalam bercinta, tapi kini dengan SERAT ASMORO GOMO yang aku kuasai dia membuka semuanya dengan pelan tidak dari bawah tapi ternyata dari atas, kulihat DUA KENDI TIRTA KAMANDANU telah keluar dari sarangnya yang menarik aku begitu kuat untuk menghisapnya tanpa henti, aku tetap bertahan, penutup berikutnya yang kulihat PUSAR KERAMAT yang begitu dalam di permukaan perutnya, penutup berikutnya LUBANG GOMO yang menyeruak dalam lebatnya BULU ASMORO yang begitu pekat dan gelap, tanpa dipandangpun laki-laki manapun akan tahu apa maumu LUBANG ASMORO GOMO..... dari sinilah muncul kehidupan baru yang SUCI dari ASAL YANG PENUH MESTEI....
Diterbitkan di: Nopember 09, 2009

Serat SAMORO GOMO Jilid II (Keabadian Mengakar Jiwa Yang Sempurna)

Serat SAMORO GOMO Jilid II (Keabadian Mengakar Jiwa Yang Sempurna)
oleh : panjiasmoro
Ada banyak orang menganggap bentuk dan kekekaran tubuh mencerminkan KEKUATAN MANUSIA, tetapi untuk menjalankan kewajiban mendatangai SURGA KECIL ternya tadia hanyalah seorang dewasa yang memiliki kekuatan seperti bayi yang baru lahir yang hanya bisa meraba raba tanpa tau apa yang sebenarnya dia inginkan......ada sebuah RAHASIA KEKUATAN SEJATI yang sebenarnya tidak perlu bersusah sudah dalam mengalirkan ENERGI SEJATI untuk menggetarkan HASRAT BIRAHI seorang wanita untuk mencapai PUNCAK SAMORO GOMO atau ASMORO GOMOtanpa harus berbasah dan berenang dalam lautan keringat dingin.......tetapi dengan hanya sentuhan-sentuhan kecil tetapi telah menbawa GETARAN SAMPAI KE PUSAR PERUT yang rasanya selama 100 hari tetaplah terasa sampai pada tulang sumsumnya......untuk bisa menguasai MISTERI ILMU SAMORO atau ASMORO GOMO JILID II ini, mulailah dengan menguasai materi NAFAS PEMBERSIH...... adapun tehnik-tehnik melakukannya adalah sebagai berikut :
1. Sikap duduk dengan posisi sumbu tulang belakang benar-benar tegak lurus, dengan kepala sedikit mendongak keatas biar lebih melonggarkan aliran nafas kita.
2. Persiapan padangan kita pada satu titik padangan, lanjutkan padanganan ke ujung hidung, lanjutkan dengan terpejam rileks dan aturan NAFAS HISAP LEWAT HIDUNG, KELUARKAN LEWAT HIDUNG RILEKS.
3. Posisi tangan ada di atas lutut bersila kita, lanjutkan dengan posisi gerakkan tangan dari bawah bersamaan ke atas bertemu di atas kepala dengan diiringai hisapan nafas lewat hidung.
4. Tangan turunkan ke depan dada posisi BUNGA TERATAI KUNCUP....dan nafas ditahan di dada rileks sampai dengan hitungan sepuluh detik.
5. Setelah itu tidak mampu tau hitungan ke 10 detik buang nafas lewat hidung rilaks, bersamaan dengan gerakkan kedua tangan dari depan dada menjulur lurus ke depan lalu tarik kesamping lurus.
6. Kembali ke posisi semula ke dua tangan di atas dua lutut kaki kita , mulailah lagi gerakkan dan nafas seperti petunjuk diatas serta ulangi tiap hari kurang lebih 15 kali dalam sehari.
Demikianlah apa yang menjadi laku dalam kehidupan berpasangan manusia SERAT SAMORO GOMO / SERAT ASMORO GOMO jilid II.......dan masih banyak lagi laku-laku pernafasan dan meditasi dalam menuntun manusia untuk mencapai HASRATASMORO yang SEJATI.
Diterbitkan di: Nopember 24, 2009

Bismillahirrohmannirrahim

Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih dan maha penyayang.