SASRTA
D. Zawawi Imron: Ini Hadiah untuk
Pesantren Juga
Kamis, 02/12/2010 13:25
Jakarta, NU Online
Sebagai insan pesantren,
penghargaan sastra dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), bukan saja
untuk saya, tapi juga untuk pesantren. Komunitas pesantren yang menggembleng
saya menjadi istiqomah berkarya.
Demikian dinyatakan D. Zawawi
Imron setibanya di Jakarta, tadi malam (1/12). Upcara Penghargaan Mastera
dilaksanakan di Hotel Dorsett, jalan Jambi, Kualalumpur Selasa malam (30/11)
dan diberika oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yasin. Demikian
dinyatakan D. Zawawi Imron setibanya di Jakarta, tadi malam (1/12). Upcara
Penghargaan Mastera dilaksanakan di Hotel Dorsett, jalan Jambi, Kualalumpur
Selasa malam (30/11) dan diberika oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri
Muhyiddin Yasin.
Selain penyair lulusan Pesantren
Lamdi Pesantren Lambicabbi di Gapura, Sumenep ini, hadiah Mastera juga
diberikan kepada Prof. Dr. Shahnon dari Malaysia (novel) dan Haji Salleh bin
Abdul Aziz dari (novel) Brunaidarussalam.Dewan juri Mastera yang berasal dari
Malaysia Indonesia, dan Brunaidarussalam menilai bahwa D Zawawi Imron telah
menemukan pencapaian estetik, warna lokal dan spritiual, serta sompati dan
empati pada kemiskinan.
"Puisi itu pernyataan hidup
saya, ekspresi jiwa saya, sekaligus surat-surat saya pada orang yang
membacanya," ungkap Zawawi, yang ketika dihubungi sedang ada di stasiun
Gambir, Jakarta Pusat.
Dia menegaskan bahwa puisi adalah jalan hidupnya. Puisi, kata dia, adalah alat untuk membangun jiwa yang intim, sertanya menyambungkan dengan jiwa sosial para pembacanya.
"Puisi adalah ikhtiar memahami hidup dan kehidupan ini. Dengan puisi saya ingin dekat dengan sang Pencipta, para nabi, dan manusia, dalam persaudaraan yang bukan hanya basa-basi," jelas Zawawi yang juga seorang pelukis. (hh)
Dia menegaskan bahwa puisi adalah jalan hidupnya. Puisi, kata dia, adalah alat untuk membangun jiwa yang intim, sertanya menyambungkan dengan jiwa sosial para pembacanya.
"Puisi adalah ikhtiar memahami hidup dan kehidupan ini. Dengan puisi saya ingin dekat dengan sang Pencipta, para nabi, dan manusia, dalam persaudaraan yang bukan hanya basa-basi," jelas Zawawi yang juga seorang pelukis. (hh)