Minggu, 04 Maret 2012

LIKU-LIKU

LIKU-LIKU

Ketika Kartun Berbicara































Hari libur nasional di Indonesia


Hari libur nasional di Indonesia

Hari-hari libur nasional dan cuti bersama resmi Indonesia untuk tahun 2010
No.TanggalHariKeterangan
Hari Libur Nasional
11 JanuariJumatTahun Baru Masehi
214 FebruariMingguTahun Baru Imlek 2561
326 FebruariJumatMaulid Nabi Muhammad SAW
416 MaretSelasaHari Raya Nyepi 1932
52 AprilJumatWafat Yesus Kristus
613 MeiKamisKenaikan Yesus Kristus
728 MeiJumatHari Raya Waisak 2554
810 JuliSabtuIsra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
911 AgustusRabuRamadan 1431
1017 AgustusSelasaHari Kemerdekaan RI ke-65
119 SeptemberKamisCuti bersama Idul Fitri
1210-11 SeptemberJumat-SabtuIdul Fitri 1431
1313 SeptemberSeninCuti bersama Idul Fitri
1417 NovemberRabuIdul Adha 1431
157 DesemberSelasaTahun Baru Hijriyah 1432
1624 DesemberJumatCuti bersama Natal
1725 DesemberSabtuHari Raya Natal

Warga NU Gelar Kirab Resolusi Jihad Surabaya-Jakarta - detikSurabaya


Surabaya - Karena begitu bersejarah dan heroiknya Resolusi Jihad yang mengobarkan peristiwa perang 10 Nopember 1945, keluarga besar Nahdlatul Ulama menggelar kirab 'Rosolusi Jihad' dengan rute Surabaya-Jakarta.

Kirab yang juga didukung Jam'iyah Ahli Thariqat Mu'tabarah An-Nahdliyah, PP Fatayat NU, PP Saburmusi, PP IPNI, PP IPPNU, LPSNU Pagar Nusa dari Surabaya ke Jakarta. Muhaimin Iskandar yang sehari-sehari sebagai Ketua DPP PKB dan Menakertrans di dalam event nasional ini menjabat sebagai ketua dewan pengarah.

"Kita menghidupkan kembali spirit dan ruh Resolusi Jihad NU 22 Oktober 1945 dan Epos Kepahlawanan 10 Nopember 1945," kata Ketua Pelaksana Nasional Imam Nahrawi kepada detiksurabaya.com, Minggu (20/11/2011).

Melalui Kirab Resolusi Jihad ini, kata Imam, warga Nahdliyin ingin mengabarkan ke seluruh negeri bahwa Resolusi Jihad tidak lagi hanya menjadi peristiwa sejarah yang terpendam ataupun hanya menjadi menjadi sejarah lisan.

Kirab Resolusi Jihad ini lanjut Sekjen DPP PKB ini juga merupakan ikhtiar dan sekaligus seruan agar Resolusi Jihad harus diperingati setiap tahun untuk mengenang sejarah dan meneladani perjuangan ulama dan kiai NU dalam mempertahankan bangsa, negara, dan agama dari ancaman musuh. 

"Kirab ini juga bertujuan untuk memberikan pesan kuat kepada generasi sekarang agar menstransformasikan jihad di era globalisasi dengan berjihad membangun negeri, menghadirkan kesejahteraan, menebarkan rasa aman dan kedamaian serta melanggengkan persatuan dan kesatuan di bumi nusantara," terangnya. 

Selain itu, kirab Resolusi Jihad ini kata dia, hendak meneguhkan kembali komitmen kebangsaan umat Islam di Indonesia agar terus memegang teguh Resolusi Jihad NU yang menyerukan agar seluruh umat Islam khususnya dan warga Negara Indonesia pada umumnya untuk mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan NKRI serta Pancasila sebagai sebuah kewajiban yang tidak boleh diabaikan sedikitpun.

Soft Launching Kirab Resolusi Jihad dimulai tanggal 20 November hingga 25 Nopember 2011. Kirab Resolusi Jihad ini akan dimulai dari Monumen Resolusi Jihad di Kantor PCNU Kota Surabaya menuju Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat. 

Kirab tersebut akan mengarak Sang Saka Merah Putih dan Bendera Nahdlatul Ulama oleh pasukan jalan kaki, ratusan sepeda motor dan puluhan mobil yang mengibarkan panji-panji Merah Putih dan NU disepanjang jalan mulai dari Surabaya hingga Jakarta selama 6 hari perjalanan.

Kegiatan ini menurut dia akan melibatkan ribuan massa NU di setiap kabupaten/kota yang akan dilalui oleh Kirab Resolusi Jihad. Mereka akan menyambut konvoi kirab dengan menggelar upacara serah terima bendera Merah Putih dan Nahdlatul Ulama dan berbagai kegiatan sosial.

NU Gelar Rembug Nasional Saudagar dan Expo di Surabaya



detik.surabaya .Nahdlatul Ulama (NU) mulai memperhatikan sektor ekonomi warga nahdliyin. Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha NU (HPN) akan menggelar rembug nasional saudagar NU dan NU Expo 2012 di Surabaya.

Acara yang berlangsung di Grand City pada 26-29 Januari tersebut, akan membahas ekonomi kebangsaan serta mempromosikan produk-produk warga NU. Expo NU tersebut, diharaokan mencatat transaksi lebih dari US$ 40 juta.

"Ini yang pertama kali mengadakan expo di tempat expo. Produknya bukan hanya dari warga NU saja, tapi juga ada dari BUMN, dari luar negeri," kata Wakil Ketua HPN, Saimi Saleh saat jumpa pers di kantor PWNU Jawa Timur, bersama Ketua PWNU dan beberapa pengurus NU Jatim serta HPN, Senin (9/1/2012).

Ia menerangkan, banyak potensi usaha yang digeluti warga nahdliyin. Bahkan hasil usahanya tersebut diekspor ke mancanegara.

Seperti hasil pertanian rajungan sebanyak 30 kontainer ke eropa, 41 kontainer ke Amerika Serikat, Udang 60 kontainer, kopi sebanyak 22 kontainer. Jika dihitung, transaksi riil mencapai sekitar US$ 40 juta.

Ketika ditanya lebih lanjut, berapa nilai transaksi expo NU yang digelar di Surabaya, Saimi tidak bisa menjelaskan berapa targetnya.

Tapi, diperkirakan nilainya lebih besar dari Expo NU yang digelar di Jakarta pada Juni 2011, yang diikuti 125 stan dan mencatat transaksi sebesar Rp 50 miliar. Sedangkan di Surabaya, sebanyak 256 stand ikut berpartisipasi pada Expo NU nanti.

"Kita berharap bisa mencatat transaksi sebesar-besarnya," jelasnya.

Sementara itu, Rembug Nasional Saudagar NU di Grand City, rencananya akan dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono, serta 5 menteri yakni BUMN, Pariwisata, UMKM, Keuangan, Perdagangan serta Ketua Mahkamah Konstitusi, Kadin Taiwan, dan pengusaha Spanyol.

"Rembug Nasional Saudagar NU ini diharapkan dapat mensosialisasikan program-program pengembangan perekonomian warga NU dan arena sumbang saran konsep-konsep dan pelaksanaan ekonomi kebangsaan versi NU," kata Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Allallah.

MUI Jatim Belum Sikapi Pelabelan Produk Halal & Jujur dari PBNU

DetikSurabaya .Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur belum berani menyikapi usulan produk makanan dan jasa di Indonesia mendapatkan label Halal dan Jujur dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Alasannya, MUI belum berkomunikasi dan berkoordinasi yang diputuskan dalam Piagam Surabaya oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) melalui Rembug Saudagar NU di sela acara Expo NU yang digelar di Grand City Surabaya.

"Saya kira belum ada pembicaraan lebih lanjut maksudnya apa," kata Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Bukhori saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (30/1/2012).

KH Abdussomad menerangkan, MUI tidak mengenal pelabelan. Katanya, label Halal yang mengeluarkan pemerintah, sedangkan peranan MUI mengeluarkan sertifikasi halalnya.

"Biasanya pemerintah membuat labellisasi karena ada sertifikasi halal dari MUI. Urutannya, sertifikasi dulu, baru label halalnya dari pemerintah," katanya.

Ia menuturkan, MUI mempunyai lembaga pengkajian pangan dan obat-obatan, termasuk kosmetika. Untuk Jawa Timur, didukung tim yang diketuai oleh dokter dari Universitas Airlangga (Unair) dengan anggotanya dari Unair, ITS, Unibraw, serta para ahli seperti ahli pangan, ahli kimia. Tim tersebut, mengadakan observasi meneliti suatu produk dilihat dipelajari betul ketika di laboratorium.

"Artinya dengan pendekatan keilmuan lah. Kalau nanti sudah diketahui, baru sidang syariah dari ahli fiqih. Setelah itu, auditor melihat mengetahui bagaimana suatu produk," terangnya.

Label Halal yang dikeluarkan pemerintah dan sertifikatnya dari MUI, berlaku 2 tahun. Setelah masa berlakunya habis, bisa mengajukan lagi untuk mendapatkan label Halal.

"Artinya, apakah ada perubahan nggak bahan-bahan yang dipakai. Kalau sudah oke, tanda tangan dari Ketua LP POM, Komisi Fatwa MUI, terakhir dewan pimpinan saya selaku ketua umum yang menandatanganinya," katanya.

Produk di Jatim yang mengajukan label halal ada sekitar 2.000 produk. Jumlah tersebut, ada yang pengajuan baru dan ada juga yang perpanjangan. Ketika ditanya lebih lanjut, apakah pelabelan Halal dari NU tidak berbenturan dengan MUI, KH Abdussomad mengaku tidak tahu.

"Saya belum tahu. Selama ini LP POM berdiri lebih 20 tahun dan banyak tenaga ahli. Terserah siapa saja punya tenaga ahli," ujarnya.

Ia menegaskan kembali, pelabelan Halal adalah kewenangan pemerintah, sedangkan MUI hanya mitra kerja dari pemerintah. Jika produk lokal, yang menanganinya MUI tingkat daerah, sedangkan produk dari luar negeri tentunya ditangani MUI pusat.

"Terserah, saya tidak tahu bagaimana mekanisme. Memang makanan harus jelas haram tidaknya. Karena, diantara yang jelas ada yang serupa, sehingga perlu diteliti. Misalnya roti di toko kan halal. Setelah diteliti ada enzim babi, kecampuran barang haram dan najis, maka menjadi haram," jelasnya.

salam world


Turki Luncurkan Media Sosial Halal Untuk MuslimJakarta - Sebuah media sosial halal dan jejaring sosial akan segera diluncurkan di Istanbul, Turki. Sebelumnya para tokoh pemuka agama dari seluruh dunia telah berkumpul di negara tersebut untuk menjadi saksi pertama diluncurkannya "Salam World".

Senin malam (13/1), para tokoh-tokoh Muslim terkemuka dari seluruh dunia berkumpul di Istana Ciragan Istanbul. Mereka datang untuk menjadi saksi pertama peluncuran jejaring sosial baru yang segera akan ditujukan untuk kaum muslim seluruh dunia.

Salam World, adalah nama dari jejaring sosial yang digambarkan sebagai "Halal Facebook" bagi kaum muslim. Melihat latar belakang dimana saat ini terdapat 800 juta pengguna Facebook di seluruh dunia dan 300 di antaranya adalah kaum muslim. 

Presiden perusahaan Salam World, Abdülvahit Niyazov pun terinspirasi untuk membuat sebuah media sosial yang dibuat oleh kaum muslim dan ditujukan untuk kaum muslim. Ia mengatakan bahwa platform yang telah dikembangkan tersebut bertujuan untuk memberikan yang lebih "halal" (secara Islami diijinkan) bagi umat Islam untuk berinteraksi satu sama lain secara online.Salam Dunia akan menjadi jaringan platform sosial bagi umat Islam dari segala usia, dan markas perusahaan Salam World sendiri direncanakan akan berlokasi di İstanbul. Niyazov mengatakan İstanbul dipandang sebagai lokasi yang ideal karena posisi yang unik antara dunia Timur dan Barat. 

"Pada tahun 2015 kami berharap dapat memiliki lebih dari 700 juta orang menggunakan World Salam," ujarnya seperti yang dikutip dari todayszaman.com seraya menambahkan bahwa Salam Dunia ini diharapkan akan diluncurkan sebelum bulan puasa Ramadhan tahun ini.Sebelumnya Salam World juga telah mensosialisasikan media ini melalui Nahdlatul Ulama Expo yang diadakan di Surbaya pada 26 January 2012. Bahkan Abdul-Vakhed Niyazov berkesempatan untuk bertemu dengan ketua PBNU, Said Aqil Siraj dalam kunjungannya ke Istanbul bulan Januari 2012 silam. Ia menilai kerjasama dengan Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim sangat perlu untuk memperluas jaringan Salam World nantinya.Salam World sendiri selain berfungsi sebagai jejaring sosial bagi umat muslim juga bakal menjadi media komunikasi antara para pemimpin umat dengan masyarakat. Selain itu menjadi tempat untuk para muslim modern berinteraksi.

KH. Ahmad Asrori Ustman Al-Ishaqy


Mengenang KH. Ahmad Asrori Ustman Al-Ishaqy Sang Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyyah

KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi merupakan putera dari Kyai Utsman Al-Ishaqi. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Di atas tanah kurang lebih 3 hektar berdiri Pondok Pesantren Al-Fithrah yang diasuh Kiai Ahmad Asrori, putra Kiai Utsman Al-Ishaqy. Nama Al-Ishaqy dinisbatkan kepada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena Kiai Utsman masih keturunan Sunan Giri.
Jika dirunut, Kiai Ahmad Asrori memiliki darah keturunan hingga Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang ke 38, yakni Ahmad Asrori putra Kiai Utsman Al Ishaqi. Namanya dinisbatkan pada Maulana Ishaq ayah Sunan Giri. Karena Kiai Utsman masih keturunan Sunan Giri. Kiai Utsman berputra 13 orang.
Berikut silsilahnya :
Ahmad Asrori Al Ishaqi – Muhammad Utsman – Surati – Abdullah – Mbah Deso – Mbah Jarangan – Ki Ageng Mas – Ki Panembahan Bagus – Ki Ageng Pangeran Sedeng Rana – Panembahan Agung Sido Mergi – Pangeran Kawis Guo – Fadlullah Sido Sunan Prapen – Ali Sumodiro – Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri – Maulana Ishaq – Ibrahim Al Akbar – Ali Nurul Alam – Barokat Zainul Alam – Jamaluddin Al Akbar Al Husain – Ahmad Syah Jalalul Amri – Abdullah Khan – Abdul Malik – Alawi – Muhammad Shohib Mirbath – Ali Kholi’ Qasam – Alawi – Muhammad – Alawi – Ubaidillah – Ahmad Al Muhajir – Isa An Naqib Ar Rumi – Muhammad An Naqib – Ali Al Uraidli – Ja’far As Shodiq – Muhammad Al Baqir – Ali Zainal Abidin – Hussain Bin Ali – Ali Bin Abi Thalib / Fathimah Binti Rasulullah SAW.
Semasa hidup, Kiai Utsman adalah mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Dalam dunia Islam, tarekat Naqsyabandiyah dikenal sebagai tarekat yang penting dan memiliki penyebaran paling luas; cabang-cabangnya bisa ditemukan di banyak negeri antara Yugoslavia dan Mesir di belahan barat serta Indonesia dan Cina di belahan timur. Sepeninggal Kiai Utsman tahun 1984, atas penunjukan langsung Kiai Utsman, Kiai Ahmad Asrori meneruskan kedudukan mursyid ayahnya. Ketokohan Kiai Asrori berawal dari sini.
Konon, almarhum KH. Utsman adalah salah satu murid kesayangan KH. Romli Tamim (ayah KH. Musta’in) Rejoso, Jombang, Jawa Timur. Beliau dibaiat sebagai mursyid bersama Kiyai Makki Karangkates Kediri dan Kiai Bahri asal Mojokerto. Kemudian sepeninggal Kiai Musta’in (sekitar tahun 1977), beliau mengadakan kegiatan sendiri di kediamannya Sawah Pulo Surabaya.
Maka, jadilah Sawah Pulo sebagai sentra aktifitas thariqah di kota metropolis di samping Rejoso sendiri dan Cukir Jombang. Sepeninggal Kiai Utsman, tongkat estafet kemursyidan kemudian diberikan kepada putranya, Kiai Minan, sebelum akhirnya ke Kiai Asrori (konon pengalihan tugas ini berdasarkan wasiat Kiai Utsman menjelang wafatnya). Di tangan Kiai Asrori inilah jama’ah yang hadir semakin membludak. Uniknya, sebelum memegang amanah itu, Kiai Asrori memilih membuka lahan baru, yakni di kawasan Kedinding Lor yang masih berupa tambak pada waktu itu.
Dakwahnya dimulai dengan membangun masjid, secara perlahan dari uang yang berhasil dikumpulkan, sedikit demi sedikit tanah milik warga di sekitarnya ia beli, sehingga kini luasnya mencapai 2,5 hektar lebih. Dikisahkan, ada seorang tamu asal Jakarta yang cukup ternama dan kaya raya bersedia membantu pembangunan masjid dan pembebasan lahan sekaligus, tapi Kiai Asrori mencegahnya. “Terima kasih, kasihan orang lain yang mau ikutan menyumbang, pahala itu jangan diambil sendiri, lebih baik dibagi-bagi”, ujarnya.
Kini, di atas lahan seluas 2,5 hektar itu Kiai Asrori mendirikan Pondok Pesantren Al Fithrah dengan ratusan santri putra putri dari berbagai pelosok tanah air. Untuk menampungnya, pihak pesantren mendirikan beberapa bangunan lantai dua untuk asrama putra, ruang belajar mengajar, penginapan tamu, rumah induk dan asrama putri (dalam proses pembangunan) serta bangunan masjid yang cukup besar.
Itulah Kiai Asrori, keberhasilannya boleh jadi karena kepribadiannya yang moderat namun ramah, di samping kapasitas keilmuan tentunya. Murid-muridnya yang telah menyatakan baiat ke Kiai Asrori tidak lagi terbatas kepada masyarakat awam yang telah berusia lanjut saja, akan tetapi telah menembus ke kalangan remaja, eksekutif, birokrat hingga para selebritis ternama. Jama’ahnya tidak lagi terbatas kepada para pecinta thariqah sejak awal, melainkan telah melebar ke komunitas yang pada mulanya justru asing dengan thariqah.
Walaupun tak banyak diliput media massa, namanya tak asing lagi bagi masyarakat thariqah. Namun demikian, sekalipun namanya selalu dielu-elukan banyak orang, dakwahnya sangat menyejukkan hati dan selalu dinanti, Kiai Asrori tetap bersahaja dan ramah, termasuk saat menerima tamu. Beliau adalah sosok yang tidak banyak menuntut pelayanan layaknya orang besar, bahkan terkadang ia sendiri yang menyajikan suguhan untuk tamu.
Tanda tanda menjadi panutan sudah nampak sejak masa mudanya. Masa mudanya dihabiskan untuk menuntut ilmu ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kala itu Kiai Asrori muda yang badannya kurus karena banyak tirakat dan berambut panjang memiliki geng bernama “orong-orong”, bermakna binatang yang keluarnya malam hari. Jama’ahnya rata-rata anak jalanan alias berandalan yang kemudian diajak mendekatkan diri kepada Allah lewat ibadah pada malam hari. Meski masih muda, Kiai Asrori adalah tokoh yang kharismatik dan disegani berbagai pihak, termasuk para pejabat dari kalangan sipil maupun militer.
Tugas sebagai mursyid dalam usia yang masih muda ternyata bukan perkara mudah. Banyak pengikut Kiai Utsman yang menolak mengakui Kiai Asrori sebagai pengganti yang sah. Sebuah riwayat menceritakan bahwa para penolak itu, pada tanggal 16 Maret 1988 berangkat meninggalkan Surabaya menuju Kebumen untuk melakukan baiat kepada Kiai Sonhaji. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana sikap Kiai Asrori terhadap aksi tersebut namun sejarah mencatat bahwa Kiai Arori tak surut. Ia mendirikan pesantren Al-Fithrah di Kedinding Lor, sebuah pesantren dengan sistem klasikal, yang kurikulum pendidikannya menggabungkan pengetahuan umum dan pengajian kitab kuning. Ia juga menggagas Al-Khidmah, sebuah jamaah yang sebagian anggotanya adalah pengamal tarekat Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Jamaah ini menarik karena sifatnya yang inklusif, ia tidak memihak salah satu organisasi sosial manapun.
Meski dihadiri tokoh-tokoh ormas politik dan pejabat negara, majelis-majelis yang diselenggarakan Al-Khidmah berlangsung dalam suasana murni keagamaan tanpa muatan-muatan politis yang membebani. Kiai Asrori seolah menyediakan Al-Khidmah sebagai ruang yang terbuka bagi siapa saja yang ingin menempuh perjalanan mendekat kepada Tuhan tanpa membedakan baju dan kulit luarnya. Pelan tapi pasti organisasi ini mendapatkan banyak pengikut. Saat ini diperkirakan jumlah mereka jutaan orang, tersebar luas di banyak provinsi di Indonesia, hingga Singapura dan Filipina. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang luar biasa, Kiai Asrori terbukti mampu meneruskan kemursyidan yang ia dapat dari ayahnya. Bahkan lebih dari itu, ia berhasil mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah ke suatu posisi yang mungkin tak pernah ia bayangkan.
Kiai Asrori adalah pribadi yang istimewa. Pengetahuan agamanya dalam dan kharisma memancar dari sosoknya yang sederhana. Tutur katanya lembut namun seperti menerobos relung-relung di kedalaman hati pendengarnya. Menurut keluarga dekatnya, sewaktu muda Kiai Asrori telah menunjukkan keistimewaan-keistimewaan.
Mondhoknya tak teratur. Ia belajar di Rejoso satu tahun, di Pare satu tahun, dan di Bendo satu tahun. Di Rejoso ia malah tidak aktif mengikuti kegiatan ngaji. Ketika hal itu dilaporkan kepada pimpinan pondok, Kiai Mustain Romli, ia seperti memaklumi, “biarkan saja, anak macan akhirnya jadi macan juga.” Meskipun belajarnya tidak tertib, yang sangat mengherankan, Kiai Asrori mampu membaca dan mengajarkan kitab Ihya’ Ulum al-Din karya Al-Ghazali dengan baik. Di kalangan pesantren, kepandaian luar biasa yang diperoleh seseorang tanpa melalui proses belajar yang wajar semacam itu sering disebut ilmu ladunni (ilmu yang diperoleh langsung dari Allah SWT). Adakah Kiai Asrori mendapatkan ilmu laduni sepenuhnya adalah rahasia Tuhan, wallahu a’lam. Ayahnya sendiri juga kagum atas kepintaran anaknya. Suatu ketika Kiai Utsman pernah berkata “seandainya saya bukan ayahnya, saya mau kok ngaji kepadanya.” Barangkali itulah yang mendasari Kiai Utsman untuk menunjuk Kiai Asrori (bukan kepada anak-anaknya yang lain yang lebih tua) sebagai penerus kemursyidan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah padahal saat itu Kiai Asrori masih relatif muda, 30 tahun.
Telah meninggal dunia pada hari ini 26 Sya’ban 1430 H./18 Agustus 2009 pukul 02:20 WIB, KH. ASRORI BIN UTSMAN AL-ISHAQI, Kedinding Surabaya
Beliau adalah mursyid Thoriqoh Qodiriyah & Naqsabandiyyah saat ini, semoga Allah senantiasa mengampuni semua dosanya
Untuk melihat detail foto-foto Kyai Asrori klik disini.